Minggu, 07 September 2008

Peran TI dalam Pemasaran Sekarang dan 5 Tahun ke Depan (Soal 2)

Di Indonesia saat ini produk telekomunikasi masih didominasi layanan suara, untuk layanan data dan internet meskipun prosentasinya masih kecil tetapi sudah mulai ada peningkatan yang signifikan. Dengan berubahnya gaya hidup masyarakat yang dipicu dengan perkembangan teknologi, tentunya layanan yang mendukung triple-play seperti layanan conference, push to any Media (Universal Messaging Service), online multiplayer games, data streaming akan mengalami peningkatan untuk tahun-tahun mendatang.

Untuk saat ini kualitas jaringan telekomunikasi dinilai masih kurang sesuai, hal ini bisa kita rasakan pada kecepatan akses internet tidak bisa optimal bila dibandingkan dengan kecepatan standarnya. Salah satu sebab utama adalah kualitas yang kurang memadai.

Dengan adanya persaingan industri telekomunikasi yang sangat ketat ini maka tentunya kualitas akan menjadi kunci sukses utama dalam menarik pelanggan. Menurut Hermawan Kertajaya dalam sebuah seminarnya tahapan persaingan industri telekomunikasi ada 4 tahapan, yaitu :
  1. Coverage Driven (Jaringan, Coverage, dan Volume)
  2. Price Driven (Persaingan Harga)
  3. Service Quality Driven (Persaingan Kualitas Pelayanan)
  4. Value-added Quality (Value creation dan Nilai Tambah)

Kedepan persaingan akan bergeser ke persaingan kualitas pelayanan dan kekayaan fitur-fitur/nilai tambah. Harga yang murah tanpa dibarengi dengan kualitas akan ditinggalkan dan kualitas pelayanan bagus tanpa nilai tambah maka tidak akan menguasai pasar.

Dengan kemudahan akses internet dan biaya internet yang semakin murah maka akan mendorong pemakaian, ditambah lagi sekarang ini operator/ ISP seperti Telkom sangat gencar mengkampanyekan penggunaan internet bagi siswa sekolah dari SD sampai SMU termasuk guru-gurunya, juga pelatihan internet bagi aparat pemerintahan dan Militer, maka akan semakin banyak orang yang ‘melek’ internet. Internet akan menjadi ‘mainan’ yang biasa bagi banyak orang dan orang yang tidak bisa menggunakan internet akan dianggap ketinggalan jaman.

Kemajuan Teknologi ini juga akan memicu perusahaan-perusahaan lain untuk mengikutinya karena kemajuan internet sudah begitu meningkat baik dari jumlah maupun kualitas. Melihat begitu pesatnya pertumbuhan pemakaian internet maka pasar internet sangat besar untuk digarap. Dengan persaingan dan kemajuan teknologi yang sangat ketat tersebut tentunya dibutuhkan pemasaran yang lebih cerdas atau dengan apa yang diistilahkan Marketing Intelligence.

Marketing Intelligence (Cornish, S.L) adalah proses mendapatkan dan menganalisa informasi untuk :

  1. Memahami pasar (memelihara yang ada dan menemukan pelanggan potensial)
  2. Mengetahui keinginan Sekarang dan dimasa depan deserta preferensinya.
  3. Mengetahui sifat dan perilaku pasar
  4. Mengukur perubahan pada lingkungan bisnis yang berpengaruh besar dan sifat pasar dimasa mendatang.

Kotler mengatakan bahwa tugas pertama pemasar adalah melakukan analisis pasar untuk menemukan peluang baru, lalu dengan hati-hati menerapkan segmentasi, targeting, dan positioning (STP). Berdasarkan STP kemudian pemasar melaksanakan fungsi 4P yaitu : product, price, place, promotion.

Para pemasar dapat memanage kustomer dengan bantuan Teknologi Informasi sehingga menjual produknya bahkan dapatmenciptakan pasar, yaitu dengan cara :

  1. Mencari data pelanggan dari : web, fax, email, chatting, telephone, face2face.
  2. Data pelanggan dianalisa untuk mengetahui kebutuhan dan value yang tepat bagi pelanggan.
  3. Strategi marketing, sales dan service di customize.

Untuk dapat memanfaatkan IT secara optimal, maka pemasar harus mempunyai kompetensi dibidang IT dan selalu memperbaharui kompetensi yang dimilikinya. Ada 12 Kompetensi Baru yang berbasis IT yang berkembang di dunia maya, yaitu :

  1. Searching dengan search engine
  2. Collecting, MP3, Grafik, animasi,video
  3. Creating, membuat web, membuat game
  4. Sharing, web pages, blog
  5. Communicating, e-mail, IM, chat
  6. Coordinating, workgroups, mailing list
  7. Meeting, forum, chatroom
  8. Socializing, beragam kelompok social online
  9. Evaluating, on line advisor
  10. Buying-selling, jual beli on line
  11. Gaming, game on line
  12. Learning, journal on line, riset on line

Dalam lima tahun kedepan kompetensi ini masih relevan untuk dipelajari, dan dalam pemasaran hal ini haruslah dicermati agar pemasaran yang kita rencanakan dapat berhasil sesuai target yang kita harapkan.

Sekarang ini sudah banyak HP yang bisa internet, video streaming, e-mail, bahkan GPS, alat kontrol perangkat, dll. Hal ini tentunya akan membutuhkan suatu konten yang berkualitas baik. Meskipun saat ini kualitasnya masih kurang bagus tetapi untuk limatahun kedepan tentu kualitasnya akan terus meningkat seiring perkembangan teknologi Telekomunikasi dan informasi.

Perkembangan Mobile content dimasa yang akan datang cukup menjanjikan dimana diprediksikan bahwa persaingan bisnis selular akan mengarah kepada penyediaan konten dan aplikasi. Perkembangan industri mobile content di Indonesia didukung oleh potensi jumlah populasi penduduk yang besar, pengguna ponsel yang meningkat pesat, teknologi selular yang makin canggih dan didukung oleh berbagai macam aplikasi akan membuka kesempatan kreativitas konten local yang merupakan indicator potensi industri konten Indonesia sehingga inovasi dan kreativitas merupakan syarat mutlak yang diperlukan guna menciptakan konten yang bermanfaat, cocok, sekaligus diminati masyarakat.

Penerapan ERP pada Layanan Jaringan Akses Pelanggan di Kantor Telkom (Soal 1)

Dalam rencana transformasi organisasi Telkom dimasa yang akan datang, Telkom bertekad untuk dapat menjadi customer centric organization, dimana fokus utamanya adalah memberikan layanan terbaik dan customized kepada para pelanggannya. Dalam menentukan strategi aplikasi Telkom, maka diperlukan sudut pandang baru yaitu merencanakan strategi untuk memposisikan pelanggan pada tempat yang utama.

Dalam pandangan customer centric, sistem aplikasi bukanlah sekedar perangkat lunak yang digunakan untuk mengotomasikan serangkaian proses bisnis, akan tetapi aplikasi-aplikasi tersebut merupakan sarana untuk menjembatani Telkom dan pelanggan untuk berinteraksi. Sehubungan dengan hal tersebut, pengembangan aplikasi customer centric didasarkan pada Enhanced Telecommunications Operation Map (eTOM) Business Process Framework. Telkom mempunyai banyak sekali aplikasi yang digunakan yang mayoritas adalah software yang dikembangkan oleh internal Telkom. Software ini dikembangkan oleh masing-masing fungsi dan unit secara terpisah.
Tantangan implementasi sistem yang berasal dari sistem yang berbeda-beda tersebut biasanya terletak pada (OLS 2002) :
  1. Integrasi dan kompabilitas data
  2. Menjaga kemulusan workflow antar sistem
  3. Kesulitan dalam ekstraksi dan pengumpulan data untuk keperluan data warehouse
  4. Kesulitan ekstraksi data untuk keperluan laporan
  5. Sulit menilai efektivitas dan kinerja sistem-sistem tersebut

ERP adalah solusi untuk mengatasi tantangan integrasi tersebut. ERP menyediakan kerangka kerja untuk integrasi sistem melalui kontrol integrasi dan kompabilitas data serta kebutuhan penelusuran dari hulu ke hilir.



Secara umum proses Layanan Jaringan Akses Pelanggan di kantor Telkom dapat digambarkan dalam model value chain seperti pada gambar diatas. aktivitas pada value chain didasari oleh filosofi bahwa keuntungan (profit) yang didapat sangat ditentukan oleh sejauh mana perusahaan dapat melakukan penghematan dan meningkatkan nilai produk pada semua rantai proses bisnis yang terjadi.

Dari analisa value chain ini maka akan muncul kebutuhan aplikasi yang akan diintegrasikan dalam sistem ERP. Permasalahan mengintegrasikan sebuah sistem tidak hanya terletak pada masalah teknis seprti struktur database, konversi data maupun interaksi antar program, tetapi juga permasalahan non teknis seperti perbedaan bisnis proses, penetapan standar hingga perbedaan persepsi.

Aplikasi yang berupa modul-modul ERP yang akan dibuat, adalah :

Inbound Logistic :
1) Aplikasi Manajemen stock material pelanggan
2) Aplikasi Pengelolaan demand calon pelanggan
3) Aplikasi Pengelolaan terminal pelanggan
4) Aplikasi Pengelolaan kartu perdana flexi

Operation :
1) Aplikasi Material and Capacity Planning
2) Aplikasi Cost Management
3) Aplikasi NMS (network management systems)
4) Aplikasi Pengelolaan interkoneksi jaringan
5) Aplikasi Testing and Measuring Network
6) Aplikasi Quality Management

Outbound Logistic :
1) Aplikasi distribusi kartu perdana sesuai wilayah
2) Aplikasi distribusi pesawat flexi home
3) Aplikasi distribusi antena WLL sesuai BTS
4) Aplikasi distribusi modem pelanggan siap pasang

Sistem Penjualan dan Marketing :
1) Aplikasi Master data management
2) Aplikasi Order management
3) Aplikasi Warehouse management
4) Aplikasi Shipping
5) Aplikasi Billing
6) Aplikasi Pricing (diskon)
7) Aplkasi Sales support
8) Aplikasi Pengelolaan advertising & promosi

Service
1) Aplikasi pengelolaan komunitas
2) Aplikasi Service Level Guarantee
3) Aplikasi pengelolaan informasi layanan
4) Aplikasi Pengelolaan Instalasi Jaringan pelanggan
5) Aplikasi Pengelolaan Repair
6) Aplikasi Pengelolaan upgrade jaringan dan perangkat

Dari analisa yang dilakukan maka terdapat 28 aplikasi dimana ada 4 aplikasi untuk proses inbound logistic, 6 aplikasi operasi, 4 aplikasi untuk outbound logistic, 8 aplikasi untuk sales & marketing, dan 6 aplikasi untuk service. Aplikasi ini harus bisa mengintegrasikan seluruh fungsi, seluruh area dalam organisasi dan seluruh platform kedalam sebuah sistem ERP.
Analisa value chain diperlukan untuk mengefektifkan proses bisnis dan mengefisienkan biaya. Disetiap titik value chain kita akan meneukan peluang bisnis yang bisa kita kembangkan untuk masa depan.


Daftar Referensi :
  1. Presentasi Fajar Mahardika dalam Weekend Class Electronic Business Systems.
  2. Presentasi Arief Purnomo, Becoming a Business Engineer with SAP