Senin, 28 Juli 2008

E-Commerce

E-Commerce merupakan dampak dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (ICT), yang merubah cara manusia melakukan transaksi dalam perdagangan. Perdagangan tidak lagi bertemu fisik antara penjual dan pembeli karena proses pembelian dan penjualan jasa atau produk dilakukan melalui internet.
Dalam bukunya “Net Ready” tahun 2000, Amir Hartman mendifinisikan E-Commerce sebagai “suatu jenis mekanisme bisnis secara elektronis yang berfokus pada transaksi bisnis berbasis individu dengan menggunakan internet sebagai media pertukaran barang atau jasa baik antara dua institusi (B2B) maupun antara institusi dan konsumen (B2C).
Saat ini komunitas bisnis semakin banyak yang menggunakan internet dalam melakukan berbagai aktivitas bisnisnya sehari-hari, sehingga semakin hilanglah jarak dan batas. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung akan merubah cara perusahaan dalam berbisnis dengan perusahaan lain maupun dengan pelanggannya. Sekarang ini bisa dikatakan persaingan sesungguhnya terletak pada bagaimana perusahaan dapat memanfaatkan E-Commerce untuk meningkatkan kinerja dalam bisnis mereka.
Pada dasarnya dalam E-Commerce terdapat 4 hubungan utama yang biasa dilakukan oleh perusahaan (Fingar 2000) :

  1. hubungan dengan supplier

  2. hubungan dengan distributor

  3. hubungan dengan rekanan

  4. hubungan dengan pelanggan.

Dalam implementasi E-Commerce banyak perusahaan menerapkannya secara bertahap karena menghindari resiko kegagalan. Tetapi biasanya secara alamiah perusahaan yang akan menerapkan E-Commerce akan melalui 6 tahap (Hartman 2000) :

  1. Brochurware
    Pada tahap awal perusahaan biasanya menggunakan internet sebagai media untuk promosi (media komunikasi satu arah).

  2. Customer Interactivity
    Pada tahap ini terjadi komunikasi dua arah dengan pelanggan secara interaktif sehingga kepuasan dan loyalitas pelanggan dapat tercipta.

  3. Transaction Enabler
    Aplikasi dikembangkan sehingga memungkinkan terjadi transaksi bisnis secara elektronik (E-Commerce).

  4. One to One Relationship
    Terjadi mekanisme yang memungkinkan terjadi transaksi secara individu sehingga memungkinkan seorang konsumen memperoleh harga spesifik yang berbeda dengan konsumen lainnya.

  5. Real Time Organizations
    Transaksi bisnis dilakukan non-stop 24 jam karena dilakukan oleh komputer.

  6. Communities of Interests
    Perusahaan mampu membentuk komunitas didunia maya, sehingga akan terjadi value bagi perusahaan.

Implementasi E-Commerce ini sangat ditentukan oleh kesiapan manajemen dan kesiapan sumber daya. Apabila sudah siap semuanya bisa saja perusahaan tidak mengikuti tahapan yang ada, namun bagi yang ingin menerapkan E-Commerce dengan aman dan terkendali alur pengembangan aplikasi secara bertahap adalah pilihan terbaik.

Selasa, 15 Juli 2008

Ilmu Disain

“Anwar, ini ada ilmu baru” begitulah atasan saya mengawali pertemuan pagi itu di kantor. “Ilmu ini saya dapat dari salah seorang profesor disain ITB” lanjut Beliau. Dengan semangat Beliau mengatakan “Dalam mendisain sesuatu kita harus memperhatikan 5 hal agar karya kita bisa monumental:

Unity (satu kesatuan)
Balance (Berimbang)
Rhythm (Ritme/Pola)
Accent (Aksen/Ciri Khas)
Time Spend (Rentang Waktu)

Jadi dengan lima point inilah disain kita bisa dikenang orang”

Lama sekali saya merenungkan untuk mencerna “ilmu” baru itu dan pada akhirnya saya begitu kagum dengan ilmu disain itu. Ilmu ini ternyata sangat universal sehingga dapat diterapkan dimanapun jika kita ingin mendisain sesuatu, baik mendisain karya seni, mendisain rumah, mendisain organisasi, mendisain pemerintahan sampai dalam mendisain peraturan pun bisa digunakan.

1. Unity

Unity atau satu kesatuan adalah Disain kita harus menyeluruh mencakup semua aspek, jangan sepenggal-sepenggal atau hanya sebagian saja harus memperhatikan semua komponen, semua karyawan atau semua stake holder.
Dalam mendisain sebuah produk misalnya kita kita harus memperhatikan pasar, harga, pesaing, regulasi, risiko, kesiapan SDM dll.

2. Balance

Disain yang kita buat haruslah berimbang, jangan sampai berat sebelah, dalam menyusun kebijakanpun kita haruslah adil terhadap semua stake holder. Data dan fakta serta pengambilan keputusan yang berimbang dan berkeadilan sudah menjadi keharusan agar disain kita dapat diterima oleh semua komponen. Dalam disain karya seni ternyata juga ada unsur keseimbangannya, baik warna, corak maupun intonasinya.

3. Rhythm

Pola atau ritme bila dalam organisasi merupakan aturan dan rambu-rambu yang berlaku. Kalau dalam legal drafting kita kenal dengan nama ‘takah’ (tata naskah) atau aturan penulisan. Dalam musik kita sering mendengar kata ritme atau “ketukan” sehingga musik bisa terdengar merdu sesuai selera masing-masing orang. Dalam seni disain pola merupakan unsur penting.

4. Accent

Aksen atau ciri khas dari suatu karya kita yang menjadikan kita beda dengan yang lain. Aksen ini harus kita punyai apabila kita mendisain karena itu merupakan kekhasan kita yang sulit ditiru oleh orang lain. Ciri khas ini bisa juga berwujud budaya atau norma yang berlangsung disuatu tempat yang harus kita akomodasi dalam menentukan kebijakan, karena suatu kebijakan bagus belum tentu cocok diterapkan disuatu lingkungan.

5. Time Spend

Rentang waktu adalah suatu syarat yang harus menjadi perhatian kita. Jangan sampai kita mendisain sesuatu hanya untuk kepentingan sesaat saja atau kita mendisain tanpa memperhatikan bagaimana suatu saat nanti bisa dapat dikembangkan menjadi sesuatu yang jauh lebih baik lagi.




Saat melaksanakan ibadah Haji 2005














TI untuk Bisnis (Tugas MK ERP)


Saya mendapatkan tugas untuk membuat tulisan dalam blog saya tentang Teknologi Informasi dengan judul “TI untuk Bisnis”. Kalau kita berfikir kembali tentang perkembangan bisnis sekarang ini pasti tidak akan lepas dari peran Teknologi Informasi (TI), seperti bank, transportasi, pelayanan sektor public, bahkan kantor pos pun sudah memakai TI. Bisa kita katakan bahwa semua kantor telah memanfaatkan kemajuan Teknologi Informasi ini, karena kantor-kantor kecilpun sekarang sudah memakai komputer untuk administrasinya. Memang TI bukan hanya komputer saja tetapi merupakan gabungan antara komputer dan telekomunikasi sehingga pengiriman informasi menjadi lebih cepat, lebih luas dan lebih lama penyimpanannya.
Perubahan bisnis yang semakin cepat dan persaingan yang semakin ketat ini diperlukan suatu proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Disinilah TI mempunyai peranan yang sangat signifikan karena keputusan tidak akan bisa cepat dan tepat tanpa ketersediaan akses data, fakta dan informasi yang real time. Data yang ada pada semua bagian harus diintegrasikan, diformulasikan dan dapat diakses untuk menjadi “meaning information” yang dapat dianalisa dan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Teknologi Informasi (TI) telah mengalami perkembangan yang luar biasa cepat dan sangat mengagumkan. Disadari atau tidak disadari Teknologi Informasi telah membawa perubahan besar pada arah dan keberhasilan suatu bisnis. TI telah berhasil membawa perusahaan menjadi lebih efisiensi dan memperbaiki kualitas output sehingga mempunyai keunggulan daya saing. “Keberhasilan upaya inovasi suatu organisasi bergantung pada penyejajaran TI dan bisnis," kata Betti Alisjahbana Presiden Direktur IBM Indonesia. Perusahaan yang bisa memanfaatkan TI-lah yang akan keluar sebagai pemenang.
Peran TI pada suatu perusahaan biasanya menjadi support dahulu kemudian menjadi enabler dan pada akhirnya akan menjadi transformer. TI sebagai support atau sarana pendukung saja dapat kita amati dari pembiayaan TI yang berfokus pada layanan pelanggan yaitu fungsi billingnya saja. TI sebagai enabler terlihat dari nilai bisnis yang mempengaruhi setiap keputusan, arsitektur mendifinisikan aktivitas, pelaksanaannya terstandarisasi, dan investasi TI diperhitungkan sebagai ROI (Return of Invesment). TI sebagai transformer berarti penerapan TI menjadi fokus dari strategi perusahaan, disini penerapan TI sudah terintegrasi dan telah berfungsi efektif dalam peningkatan efisiensi biaya, standarisasi dan arsitektur. TI sudah menjadi pilar utama dalam pengelolaan perusahaan dan umumnya perusahaan tersebut telah mempunyai CIO (Chief Information Officer) sebagi top management dari seluruh fungsi TI, mempunyai tugas untuk pengembangan kebijakan, perencanaan, dan pengendalian TI.
Beberapa waktu yang lalu digelar roadshow BUMN ke Singapura dan Hong Kong, dimana teknologi informasi menjadi salah satu pertanyaan penting dan yang memengaruhi tingkat kepercayaan pemodal asing atas badan usaha milik negara. Alexander Rusli, Staf Khusus Menteri BUMN, mengatakan teknologi informasi menjadi salah satu dari delapan pertanyaan utama yang menjadi perhatian dari pemodal asing atau investor finansial. Menurut Alex, hal yang melatarbelakangi munculnya pertanyaan terkait dengan teknologi informasi tersebut adalah tingkat kepercayaan. "Bagi investor yang ingin menaruh uang, ketidakberesan dalam teknologi informasi membuat mereka tidak percaya. Tidak ada lagi trust atau assurance terkait dengan data," tuturnya.
IBM juga telah mengadakan survei global yang melibatkan lebih dari 170 CIO perusahaan-perusahaan terkemuka di dunia. Perusahaan yang sudah malang melintang di dunia TI itu percaya, peran CIO telah berubah dari sekedar pendukung teknologi dan komputasi menjadi pencipta strategi dan transformasi bisnis. TI telah menjadi fungsi transformer, dimana TI sangat berperan dalam pengambilan setiap keputusan strategis perusahaan, sehingga untuk mencapainya diperlukan struktur yang membagi peran dan tanggungjawab yang jelas antara pembuat dan pengguna sistem.
TI tidak lagi berfungsi sebagai alat pendukung melainkan menjadi pilar utama dalam menghadapi persaingan dan kompetisi, karena informasi adalah hal yang paling utama dalam bisnis. Siapa yang paling cepat menguasai informasi dan bisa memanfaatkannya, dialah yang akan menguasai pasar.

Minggu, 13 Juli 2008

Hidup lebih mudah dengan IT


Pagi hari sebelum ke kantor seorang executive muda sudah ambil uang di ATM sekalian bayar listrik, Telpon, PDAM, dan transfer uang buat keluarganya. Setelah dari ATM kita menerima Telpon di HP-nya, bahwa laporan yang diminta atasannya harus dikirimkan saat ini dan Dia segera mengirimkan laporan tersebut lewat internet dengan koneksi lewat HP-nya, saat dia masih dijalan. Setelah dia membuka emailnya dia jadi ingat bahwa dia harus ke luar negeri besuk lusa dan dia belum beli tiket sehingga dia langsung membeli tiket lewat internet. Ketika tiba di kantor, dia langsung mempersiapkan rapat penting, dan ternyata atasannya tidak bisa hadir karena ada acara mendadak diluar kota sehingga untuk mengikuti rapat penting tersebut atasannya akan menggunakan video conference dengan peserta rapat. Aktivitas semacam itu untuk sebagian orang mungkin sudah biasa dan bagi yang lain mungkin hanya sebagian saja yang dialaminya dari contoh diatas dari kehidupan sehari-hari.
Sadar atau tidak kita setiap hari tidak lepas dari IT / Teknologi Informasi, dari bangun tidur sampai kita tidur kembali bahkan radio yang kita dengarpun merupakan hasil dari suatu proses IT. Teknologi Informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (hardware & software) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi (Martin 1999). Teknologi Informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara dan video (Williams dan Sawyer :2003). Jadi bisa dikatakan bahwa Teknologi Informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi, sehingga dengan Teknologi Informasi proses pengiriman informasi menjadi lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama penyimpanannya.
Kemajuan dan kecanggihan teknologi informasi ini secara langsung berdampak pada pergeseran budaya yang merubah sistem pola hidup manusia. Perkembangan teknologi informasi juga menjadi pemicu perilaku sosial baru antara lain, jarak dan waktu bukan lagi kendala yang utama sehingga informasi begitu cepat menyebar luas, munculnya sistem pembelian dengan cara on-line, dan gejala yang sering terjadi adalah perubahan dalam bidang hukum, perundangan dan nilai-nilai budaya.
Arus informasi berjalan dan menyebar dengan kecepatan tinggi dan seolah-olah tanpa batas. Setiap informasi penting dari negara manapun akan dapat tersebar dan diketahui oleh penduduk di seluruh dunia yang sudah dapat mengakses informasi saat itu juga. Pada saat ini sumber informasi sangat banyak, beragam dan tersebar dimana-mana. Sangat sulit untuk membatasi atau membentengi suatu informasi untuk tidak sampai kepada suatu masyarakat tertentu. Langkah yang terbaik bukannya menghalangi kehadiran informasi karena hal itu tidak mungkin, yang tepat adalah menyiapkan masyarakat untuk bisa menangani, menerima, menilai, memutuskan dan memilih informasi yang tersedia. Penyiapan kondisi psikologis bagi masyarakat untuk menerima, menilai, memutuskan dan memilih informasi bagi diri mereka sendiri akan lebih efektif dan mendewasakan masyarakat untuk bisa mengelola informasi dengan baik. Setiap orang harus dapat menentukan sikap dan mengambil keputusan agar dapat memilih informasi yang tepat bagi dirinya. Dengan kemajuan teknologi informasi seseorang atau masyarakat akan mendapat kemudahan akses untuk menggunakan dan memperoleh informasi (R. M. Mahrus H. Efendi).
Teknologi Informasi telah merambah ke seluruh sektor kehidupan, mulai dari digunakannya Teknologi Informasi ini hanya sebagai pengganti mesin ketik sampai dengan yang sudah mendukung dalam pengambilan keputusan manajemen. Teknologi Informasi telah berkembang begitu pesat. Hal ini tentu saja membawa dampak perubahan seluruh sektor kehidupan manusia. Perkembangan teknologi informasi memperlihatkan bermunculannya berbagai jenis kegiatan yang berbasis pada teknologi ini, seperti : e-government, e-commerce, e-education, e-medicine, e-laboratory, dan lainnya.
Tetapi perkembangan IT tidak akan cepat tanpa dibarengi dengan tersedianya infrastruktur Telekomunikasi. Kalau dilihat teledensitas Telekomunikasi yang rendah di Indonesia dan Infrastruktur yang masih terkonsentrasi di pulau Jawa maka akan sangat sulit kemajuan IT ini bisa dirasakan oleh saudara-saudara kita dipelosok. Masyarakat dikota-kota besar utamanya di Jakarta sangat memungkinkan untuk menikmati fasilitas seperti ilustrasi diatas, tetapi yang dipelosok akan kesulitan memperoleh akses seperti itu meskipun secara teknologi mungkin yaitu dengan teknologi satelit.