Minggu, 03 Agustus 2008

Manajemen Risiko

Kata risiko sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari dan kita sudah terbiasa mengantisipasinya. Risiko sering kita anggap sebagai akibat jelek bila meleset dari rencana. Tetapi menurut beberapa ahli definisi risiko adalah kemungkinan terjadinya peristiwa yang membawa akibat yang tidak diinginkan atas tujuan, strategi, sasaran dan target.

Risiko dapat kita bedakan level-nya (tinggi rendahnya risiko). Level risiko diukur dan ditentukan berdasarkan 2 (dua) faktor berikut ini:
1. Faktor Dampak (Impact)
Seberapa besar dampak negatif yang timbul apabila suatu risiko akhirnya benar-benar terjadi.
2. Faktor Kemungkinan (Likelihood)
Seberapa besar kemungkinan atau probabilitas suatu risiko dapat terjadi.
Suatu risiko dapat dikatakan mempunyai level rendah apabila dampaknya kecil dan kemungkinan terjadinya juga kecil.

”High Risk High Return” ungkapan ini yang sering kita dengar dari para pebisnis yang menggambarkan bahwa risiko itu selalu melekat pada setiap aktivitas dan setiap peluang. Jika perusahaan ingin memperoleh keuntungan yang besar maka perusahaan tersebut harus berani mengambil risiko yang besar pula. Dengan alasan inilah manajemen risiko diperlukan, karena perusahaan yang mempunyai pendapatan besar pasti mempunyai risiko besar. Level risiko yang ada diperusahaan harus diturunkan agar tidak berdampak signifikan terhadap tujuan perusahaan. Manajemen Risiko diperlukan agar risiko yang ada dapat dikelola dengan baik agar levelnya (akibat dan kemungkinan) menjadi rendah.

4 Alasan mengapa manajemen risiko sangat penting dalam pengelolaan suatu perusahaan (James Lam, 2003) :

  1. Mengelola risiko adalah tugas manajemen perusahaan (bukan pemegang saham).
  2. Manajemen risiko dapat mengurangi volatilitas pendapatan (sensitivitas pendapatan dan nilai pasar perusahaan terhadap variabel eksternal).
  3. Manajemen risiko dapat memaksimalkan nilai aset pemegang saham.
  4. Manajemen Risiko memperbesar peluang kerja dan jaminan finansial.

Manajemen Risiko bukan hanya mengenai upaya untuk mengurangi potensi kerugian akibat risiko, tetapi juga terkait dengan upya untuk meningkatkan peluang keberhasilan. Manajemen risiko adalah proses, pengorganisasian dan kultur yang diarahkan terhadap identifikasi risiko, asesmen risiko dan pemberian tanggapan dan perlakuan atas risiko.

  1. Identifikasi risiko.
    Identifikasi bertujuan untuk mengenali suatu kejadian yang dapat menghambat tujuan. Hasil dari identifikasi risiko adalah berupa daftar risiko yang berisi kejadian-kejadian yang mungkin terjadi yang dapat menghambat tujuan, target, atau sasaran perusahaan.
  2. Asesmen risiko
    Melakukan asesmen risiko, berupa analisis risiko dan evaluasi risiko. Hasil identifikasi diatas kemudian diases untuk mendapatkan Profil Risiko(Risk Profile) perusahaan. Asesmen risiko ini disebut juga penilaian, pengukuran atau penaksiran risiko.
    Pemberian tanggapan dan perlakuan atas risiko

Memberi tanggapan dan perlakuan atas risiko antara lain dengan:

  1. Menerima risiko dan selanjutnya mempertahankan level risiko yang ada.
  2. Tidak menerima risiko dan selanjutnya memberi perlakuan mengurangi kemungkinan terjadinya risiko, mengurangi akibat risiko, mentransfer risiko ke pihak lain (asuransi) atau menghindari risiko.

Jikalau pengelolaan Manajemen Risiko ini dibebankan pada departemen pengelola manajemen risiko maka akan sangat tidak praktis karena bisa jadi akan mengerjakan pakar pada setiap jenis risiko. Cara yang lebih mudah adalah dengan menjadikan risiko sebagai budaya yang melekat pada setiap karyawan sehingga manajemen risiko menjadi pola pikir dan tanggungjawab setiap karyawan.

1 komentar:

ANTON TRIENDA THE CHOLTERS mengatakan...

bsetuju my friend... seharusnya memang penanganan manajemen risiko menjadi tanggungjawab setiap karyawan dan melekat pada setiap fungsi. Menjadi aneh memang, kenapa harus dibentuk unit khusus menangani pengelolaan risiko. James Lam memang bilang harus ada yang mengurus soal MR tersebut apakah sebagai risk officer atau pembentukan unit tertentu. Menurut saya, untuk risiko yang melekat pada perusahaan seharusnya pengelolaannya juga melekat pada fungsi terkait, sedangkan untuk risiko yang timbul karena strategi manajemen/rencana strategi sebaiknya ditangani oleh Bagian Strategic Planning. Karena bagaimanapun, pengelolaan manajemen risiko sangat tergantung pada risk apetite dari manajemen.